ASTABRATA
1. SPIRITUALITAS
Spiritualitas adalah hubungannya dengan Yang Maha Kuasa dan Maha pencipta, tergantungdengan kepercayaan yang dianut oleh individu.
Menurut Burkhardt (1993) spiritualitas meliputi aspek-aspek :
~ Berhubungan dengan sesuatau yang tidak diketahui atau ketidakpastian dalam kehidupan,
~ Menemukan arti dan tujuan hidup,
~ Menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri sendiri,
~ Mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan dengan yang maha tinggi.
Mempunyai kepercayaan atau keyakinan berarti mempercayai atau mempunyai komitmen terhadap sesuatu atau seseorang. Konsep kepercayaan mempunyai dua pengertian. Pertama kepercayaan didefinisikan sebagai kultur atau budaya dan lembaga keagamaan seperti Islam, Kristen, Budha, dan lain-lain. Kedua, kepercayaan didefinisikan sebagai sesuatu yang berhubungan dengan Ketuhanan, Kekuatan tertinggi, orang yang mempunyai wewenang atau kuasa, sesuatu perasaan yang memberikan alasan tentang keyakinan (belief) dan keyakinan sepenuhnya (action), harapan (hope), harapan merupakan suatu konsep multidimensi, suatu kelanjutan yang sifatnya berupa kebaikan, dan perkembangan, dan bisa mengurangi sesuatu yang kurang menyenangkan. Harapan juga merupakan energi yang bisa memberikan motivasi kepada individu untuk mencapai suatu prestasi dan berorientasi kedepan. Agama adalah sebagai sistem organisasi kepercayaan dan peribadatan dimana seseorang bisa mengungkapkan dengan jelas secara lahiriah mengenai spiritualitasnya. Agama adalah suatu sistem ibadah yang terorganisir atu teratur.
Definisi spiritual setiap individu dipengaruhi oleh budaya, perkembangan, pengalaman hidup, kepercayaan dan ide-ide tentang kehidupan. Spiritualitas juga memberikan suatu perasaan yang berhubungan dengan intrapersonal (hubungan antara diri sendiri), interpersonal (hubungan antara orang lain dengan lingkungan) dan transpersonal (hubungan yang tidak dapat dilihat yaitu suatu hubungan dengan ketuhanan yang merupakan kekuatan tertinggi). Adapun unsur-unsur spiritualitas meliputi kesehatan spiritual, kebutuhan spiritual, dan kesadaran spiritual. Dimensi spiritual merupakan suatu penggabungan yang menjadi satu kesatuan antara unsur psikologikal, fisiologikal, atau fisik, sosiologikal dan spiritual.
Kata spiritual sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Untuk memahami pengertian spiritual dapat dilihat dari berbagai sumber. Menurut Oxford English Dictionary, untuk memahami makna kata spiritual dapat diketahui dari arti kata-kata berikut ini : persembahan, dimensi supranatural, berbeda dengan dimensi fisik, perasaan atu pernyataan jiwa, kekudusan, sesuatu yang suci, pemikiran yang intelektual dan berkualitas, adanya perkembanga pemikiran danperasaan, adanya perasaan humor, ada perubahan hidup, dan berhubngan dengan organisasi keagamaan. Sedangkan berdasarkan etimologinya, spiritual berarti sesuatu yang mendasar, penting, dan mampu menggerakkan serta memimpin cara berpikir dan bertingkah laku seseorang.
2. INTEGRITAS
Kepemimpinan yang dibangun atas kekuatan berpikir dengan kebiasaan yang produktif yang dilandasai oleh kekuatan moral berarti ia memiliki “Integritas” untuk bersikap dan berperilaku sehingga ia mampu memberikan keteladanan untuk mempengaruhi orang lain untuk melakukan perubahan yang terkait dengan proses berpikir.
Kepemimpinan yang konsisten menunjukkan keteladanan dalam mempengaruhi orang lain berarti memberikan daya dorong untuk memotivasi dirinya dalam membangun integritas, yang secara tak langsung mendorong orang lain untuk memahami secara mendalam prinsip dalam menumbuh kembangkan integritas yang kita sebut dengan prinsip pertama adalah menumbuh kembangkan kepercayaan dan keyakinan dalam merubah kesadaran inderawi ke tingkat yang lbih baik ; prinsip kedua adalah memberi saling menghormati dan menghargai orang lain ; prinsip ketiga adalah memiliki kemampuan dalam kedewasaan rohaniah, sosial, emosional dan intelektual.
Untuk menegakkan prinsip integritas diatas, maka setiap individu harus mampu memahami makna dan arti integritas yang dapat diaplikasikan dalam kehidupannya. Caranya mendorong orang untuk menggerakkan kekuatan pikiran dengan memahami dari unsur huruf menjadi kata bermakna sebagai suatu pendekatan untuk memotivasi diri dalam membangun kepercayaan dan keyakinan sebagai titik tolak agar ia mampu berbuat sesuatu untuk kemajuan dirinya, untuk apa ia mengikat diri kedalam suatu organisasi.
Integritas dapat dipahami dari makna huruf menjadi kata bermakna yaitu (I)krar, (N)iat, (T)abiat, (E)mosional, (G)una, (R)asional, (I)hsan, (T)awakkal, (A)manah, (S)abar. Jadi bila kata tersebut disusun kedalam suatu untaian kalimat yang bermakna, maka pemahaman INTEGRITAS adalah manusia secara sadar membuat (I)krar dengan membangun (N)iat sebagai keinginannya secara ihklas untuk meningkatkan kedewasaan (E)mosional agar memberi (G)una kedalam pikiran (R)asional dengan berbuat (I)hsan bakal memproleh kebaikan duniawi yang berlandaskan dengan (T)aqwa, (A)manah dan (S)abar. untuk bersikap dan berperilaku.
Jadi integritas bukan hanya penuntun dan wasit antara dua keinginan yang kita sebut dengan “orang yang bahagia dan jiwa yang terbagi” Dengan pemahaman integritas dari sudut kata yang bermakna yang telah kita kemukakan diatas, maka membebaskan kita untuk menjadi diri yang utuh tidak peduli apa yang akan datang kepada kita.sehingga tingkat kedewasaan kita akan menunjukkan “kalau apa yang saya katakan dan apa yang saa lakukan sama, hasilnya konsisten dalam bersikap dan berperilaku.
3. INTELEKTUALITAS
Intelektualitas merupakan pengetahuan yang ada pada otak kita.
Intelektualitas bertujuan agar perkembangan itelegensia secara otak kiri pada manusia sejalan dengan otak kanan.
Ada makna universal dalam istilah intelektual, seperti memperjuangkan keadilan dan kebenaran, pendirian kuat, tidak mudah terbawa arus, dan yang lainnya.
4. PROFESIOANAL KERJA
Profesional membuat sesuatu yang rumit menjadi lebih sederhana, bukan sebaliknya. Bila menemukan sesuatu yang rumit, jangan berhenti atau putus asa. Terus berusaha sehingga apa yang kita anggap rumit menjadi sederhana. Dibutuhkan waktu dan latihan sehingga sesuatu tersebut kelihatan menjadi sederhana. Seorang Profesionalpun butuh waktu dan latihan, apa lagi seorang pemula. Tidak ada cara yang instan. Bila ada cara yang instan, kita akan melewati pengalaman-pengalaman yang sangat berharga.
Profesional fokus dan ahli pada satu bidang, bukan mengerjakan banyak bidang setengah-setengah. Tidak ada yang dapat mengerjakan segalanya. Kita butuh orang lain untuk membantu pekerjaan kita. Bila dikerjakan semua, kita hanya akan menjadi mesin pekerja yang tidak mempunyai cukup banyak waktu untuk bersenang-senang. Oleh karena itu fokus pada sesuatu dan bila ada hal yang tidak bisa kita lakukan, ajak orang lain untuk melakukannya. Dan butuh kerendahan hati dan jiwa yang besar untuk melakukan ini. Tetapi hasilnya luar biasa. Mereka yang egonya sangat tinggi akan tergilas oleh kesombongannya sendiri.
5. SOLIDARITAS
Rasa ukhuwah berwujud dalam bentuk solidaritas sosial. Solidaritas sosial di kalangan umat muslimin ada dua macam; dalam arti moral dan material. Solidaritas dalam arti material terdiri dari pemenuhan kebutuhan-kebutuhan masyarakat perasaan ikut mengalami kesusahan yg diderita oleh anggota masyarakat kesediaan utk membantu memperjuangkan kepentingan bersama dalam rangka meningkatkan standar hidup masyarakat dan pelayanan terhadap seluruh anggota masyarakat dalam hal-hal yg menguntungkan mereka.
Sedangkan solidaritas sosial dalam arti moral diwujudkan dalam bentuk kemauan utk mengajak sesamanya utk mengakui dan mengikuti kebenar-an serta menjauhi segala kemungkaran -al amru bil ma’ruf wannahyu ‘anil munkar.
6. ENTERPRENEURSHIP
proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian.
Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya (1). Richard Cantillon (1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment. Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastian. Berbeda dengan Cantillon, menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.
7. KETEKUNAN
Ketekunan adalah terus maju ke satu tujuan walaupun banyak halangan. Orang yang tekun akan terus berpegang pada komitmennya sampai terpenuhi meskipun tidak mudah untuk melakukannya.
Banyak tekanan yang akan terus menyerang dan menghalangi kita mencapai tujuan - tekanan waktu, rasa tidak bersemangat, rasa ingin mundur yang disebabkan oleh orang lain atau keadaan yang tidak mendukung.
8. DEDIKASI
pengorbanan tenaga, pikiran, dan waktu demi keberhasilan suatu usaha atau tujuan mulia; pengabdian: untuk melaksanakan cita-cita yg luhur diperlukan keyakinan
Politeknik Telkom diresmikan oleh Direktur Utama PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Bapak Rinaldi Firmansyah pada tanggal 27 September 2007. Izin Pendirian Politeknik Telkom tercantum dalam SK Dirjen Dikti nomor 178/D/O/2007 tertanggal 21 September 2007.
STRUKTUR ORGANISASI POLITEKNIK TELKOM
STRUKTUR ORGANISASI JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI